IbnuAbbas ra: bersabda: Rasulullah SAW bersabda: sebaik-sebaik kurma kamu sekalian adalah al-burni menghilangkan penyakit dan tidak ada penyakit di dalamnya dan ia termasuk kurma yang paling baik. Nabi Saw bersabda: kurma al-ajwah dari surga ia obat dari racun. (19 tashilulmanafi) Nabi Saw : bersabda : makan kurma aman dari mati separoh badan.
adat istiadat yang telah diajarkan para leluhur? Maukahsaya katakan sesuatu kepada Anda! Setiap kejelekan yangterjadi di dunia ini selalu saja dinisbatkan kepada para leluhuryang telah memulainya. Coba katakan siapa yang pertama kalimembuat patung? Biar saya ceritakan kepada Anda. Ada seorang raja yangsangat mencintai ayahnya yang bernama Baal. Begitu sang ayahmeninggal dunia, ia jatuh sakit karena sangat sedih. Akhirnya,dia membuat patung yang sangat mirip dengan wajahayahnya. Patung itu ia dirikan pada sebuah pasar di tengahkota. Ia juga perintahkan semua orang ikut menghormatipatung itu. Yang menghormatinya akan mendapatkankebaikan dan keselamatan. Semua orang, termasuk paraberandal, perampok, dan pembunuh ikut bersimpuh di depanpatung itu sambil menyuguhkan uang dan berbuat demikian, mereka akan dimaafkan sangraja. Akhirnya, uang dan persembahan yang diberikan untukpatung itu sangat berlimpah. Hal ini dimanfaatkan untukmendulang uang. Sang raja lalu memerintahkan mendirikanpatung Baal di seluruh penjuru. Padahal, sebagaimana ajaranyang disampaikan kepadaku, Allah sangat melaknat perbuatanseperti ini. Hamba-Ku telah melakukan sesuatu yang telah meniadakan hukum yang telah Aku sampaikanmelalui Musa dan berbalik mengikuti adat para leluhurmereka.” Raja Hagerce yang mendengarkan kisah itu menyela,“Mualim! Engkau bicara seolah Bani Israil memiliki patungdari batu dan kayu yang selalu mereka perkataanmu sangat keras!” tahu Bani Israil tidak memiliki patung dari batu dan kayu pada hari ini. Yang saya maksud adalah patung berdaging,” jawab Isa . Semua orang yang ada di situ pun mulai menangis. Maryam lalu berkata, “Ketahuilah bahwa hanya Allahyang seharusnya dicintai dan menjadi tujuan setiap orang!” Merzangus pun kembali menyuguhkan air susu dengangelas kayu kepada masing-masing tamu. -o0o- Marym dn Para Wna Ali Srga Setelah Raja Hagerce kembali ke negaranya, rombonganmelanjutkan perjalanan ke Nasara bersama para musair dariJalilah. Kebetulan, pada saat itu Merzangus mendengar berita adaseorang hamba saleh yang sedang sakit berat di sana. Maryampun mengajak rombongan mengunjunginya. “Ada baiknya kita mengunjunginya,” kata Maryam Merzangus menyetujui ajakan itu. “Pasti ada hikmah di sana. Mari kita mengunjunginya.” “Akan terbuka dua pintu bagi setiap manusia saat-saatmenjelang kematian. Yang satu menunjukkan arah dunia, kearah para kerabat yang sedang berkumpul pintu yang lainnya ke arah alam akhirat.” “Pada saat-saat itu malaikat akan memperlihatkan pintuakhirat kepadanya. Siapa tahu saat berkunjung nanti kita bisaberbicara dengan para penduduk surga.” Ternyata, berita itu benar. masih hidup, Zahter selalu menyempatkan dirimengunjunginya saat sedang singgah ke daerah tempat orangitu bermukim. Hamba saleh itu rupanya senang melakukanperjalanan di waktu malam demi mendapatkan selalu beruzlah atau mengasingkan diri, menyendiri darihiruk-pikuk dunia untuk mengosongkan diri dengan berzikirdan bertafakur. Mujur, saat sampai di Nasara, Nabi Isa dan para sahabatnyatidak sulit menemukan tempat tinggal orang saleh itu. Saat memasuki rumahnya, hamba saleh yang sedang sakitparah itu mencoba bangkit demi menyambut kedatanganpara tamu. Dari wajah para tamu yang memancarkan nuritulah ia dapat mengenali siapa yang datang berusaha bangkit dari ranjang, namun dirinya tak lagimemiliki cukup tenaga. “Anda sekalian...,” katanya, “Saya sepertinya mengenalkalian dari nur yang terpancar dari dahi bekas sujud. Selamatdatang wahai saudaraku!” “Mungkin kalian akan berkata bahwa orang tua sepertidiriku yang sedang sekarat ini sudah tidak lagi lurus berbicara,sampai-sampai mengaku mengenali kalian. Dan benar, saat inisatu pintu telah terbuka ke alam akhirat bagiku. Apa yang aku lihat saat ini, satu sisi mengarah pada alam akhirat dan satu sisi lagi mengarah pada alam dunia. Diriku pun bingung membedakannya. Meski demikian, ada satu doa yang senantiasa aku panjatkan kepada Allah. Doa itu adalah agar aku dapat berjumpa dengan nabi yang kedatangannyatelah diberitakan dalam Taurat. Berita ini sebenarnya lama dirahasiakan oleh orang-orang siapa saja yang menyinggung berita ini akan dicap sebagai orang yang terancam’.” “Janganlah Anda merasa takut,” kata Merzangus. Meskiaku seorang wanita yang sudah berusia hampir enam puluhtahun, sampai saat ini pedangku tidak pernah lepas daritanganku. Sejak Isa lahir, pedang ini belum pernah akumasukkan ke dalam kerangkanya. Sudah tiga puluh tahunlamanya ia terhunus untuk meradang dan menerjang,” kataMerzangus sembari menggantungkan pedangnya ke dindingkemudian mulai menyalakan tungku di dapur. Saat itu iaseolah-olah adalah penghuni rumah itu sejak lama. Maryam dan Isa masih tetap berdiri. Tidak adasatu kursi untuk duduk di gubuk yang hampir roboh mereka mungkin untuk yang terakhir kalisebelum nelayan saleh itu wafat. Sang nelayan pun merasamalu dengan keadaan rumahnya. Ia terus mencoba sudah berusaha sekuat tenaga, ia tetap tidak mampubangkit dari ranjang. Saat selimutnya jatuh ke tanah, terlihatjelas betapa kurus tubuh hamba saleh itu. “Tidah usah repot-repot,” kata Merzangus serayamengambilkan selimut yang terjatuh. Hamba saleh itu kemudian membungkuk dan bersucidengan ember air yang ada di dekatnya. Sungguh, apakahorang tua ini tidak memiliki seorang kerabat? Dengan gayungdi tangan, nelayan itu membersihkan diri di sekitar tempattidur. Dengan tenaga yang masih tersisa, ia melipat-lipat ikan yang hampir menutupi kamarnya. Dengan lipatanjaring itulah ia memberikan tempat duduk untuk Maryamdan putranya. “Terima kasih sekali,” kata Maryam, “Indah sekali tempatduduk ini!” Maryam dan Isa pun akhirnya dapat duduk sambiltersenyum. “Wahai anakku! Diriku tidak pernah keluar dari kamaryang kalian lihat ini. Sungguh, usiaku telah berlalu untukmendakwahkan agama yang benar kepada para nakhodakapal, nelayan, dan semua orang di sekitar sini. Aku yangmembuatkan jaring untuk mereka, sedangkan merekamembawakan ikan hasil tangkapannya. Orang-orang dahulusering bercerita bahwa nabi yang namanya disebutkan dalamTaurat kelak akan berdakwah dengan berpindah-pindah darisatu tempat ke tempat lain. Nabi itu tidak akan tinggal di satutempat dalam waktu yang lama. Sejak saat itulah aku selalumenantikan kedatangannya. Diriku hampir saja berputus asauntuk dapat berjumpa dengannya. Aku yakin kalian adalahorang-orang yang dekat dengan nabi itu. Hal ini terlihat jelasdari wajah dan sikap santun kalian. Karena itu, apakah kalianmemiliki berita tentang keberadaannya. Mohon sudilahbercerita kepadaku...!” “Wahai kakek!” kata Maryam. “Inilah Nabi yang selalu kau tunggu. Kini, Sang Nabi itubenar-benar telah berada di depanmu! Dialah Isa al-Masih,utusan yang membawa ajaran dari Allah.” Begitu mendengar penuturan Maryam ini, nelayan tua itumulai menangis sejadi-jadinya. Ia meluapkan rasa bersyukurdan gembiranya. Seketika itu pula ia menyatakan keesaan dan Isa sebagai Nabi dan Rasul-Nya. Di wajah kakek yangsaleh itu terpancar cahaya. Setelah beberapa saat tersengal-sengal dalam tangisan, nelayan saleh itu kembali sadar bahwaajalnya ternyata sudah dekat. “Ahh....!” jerit sang nelayan. “Duhai Tuan, betapa diriku terlambat bertemu saat yang lalu aku merasa sedih karena belum dapatmenemukan dirimu. Dan sekarang, kesedihan itu semakinmemuncak namun berganti menjadi pedih karena takutkehilangan dirimu. Sungguh, usiaku hanya tinggal sesaatsaja.” “Ahh...!” kata Maryam menimpali. “Duhai Allah... Apa yang akan didapatkan jika seseorang kehilangan-Mu, Dan apa yang hilang darinya jika seseorang mendapatkan diri-Mu?” Mendengar perkataan Maryam, nelayan itu tersentuhhatinya. “Betapa baik hakikat yang Anda ucapkan sehingga hatikuyang sekarat ini menjadi kuat kembali wahai wahai Ibunda al-Masih.” Setelah menghela napas panjang, nelayan saleh itu kembalibertanya, “Berkenankah Anda menerangkan surga?” “Wahai kakek yang saleh! Telah lama engkau menungguberita bahagia itu. Dan sekarang kami datang untukmenyampaikan apa yang kami ketahui,” kata Maryam. Sejak kecil, Maryam telah bermain bersama para malaikat. sangat suka bercerita tentang surga sebagaimana iamenyenangi orang yatim dan miskin. Surga berarti tempat yangdirahasiakan dari pandangan mata manusia. Seperti bunga-bungaan, kebun, dan taman yang menutupi permukaan tanahsebagaimana malam menutupi siang, dan siang menutupimalam, demikian pula alam akhirat yang menutupi surga daripandangan mata kita. Surga memiliki beberapa nama. Adn’ Firdaus’ Mawa’ Naim’ Huld’ Salam’ Illiyyun’ Kakek saleh itu ikut menyebutkan nama-nama surga satudemi satu. “Surga memiliki banyak kedudukan dan paling tinggi ibarat taman kasih sayang,” katanya. Bagi Merzangus, surga hadir saat berada di sampingMaryam. “Kini, diriku berada di pinggir taman surga,” kata nelayansaleh itu seraya memberi isyarat untuk bersalaman denganMaryam. Bagi Merzangus, surga datang saat berada di sampingMaryam dalam embusan lembut kata-katanya yang penuhhikmah. Ya, Maryam adalah bunga surga yang kehidupannyaselalu semerbak mewangi karena membawa berita darisurga. kadang tak kuasa menahan penderitaan dankesusahan yang dihadapinya. Remuk hatinya, tercerai berai,dan berlinang dalam tangisan. Pada saat itulah Maryam yangberusia lima puluhan, lebih muda muda dari usianya, datanguntuk membelai rambutnya. Dengan kata-katanya yang lembutlagi merdu, Maryam bercerita tentang surga. Kehidupanyang menjadi harapan kita. Kehidupan sebenarnya yangakan datang setelah ujian berat di alam dunia ini. Mendengarpenuturan itu, Merzangus pun kembali kuat serasa inginsegera menjemput kematian dengan penuh kegembiraan. Bagi Maryam, kematian adalah pintu terbuka bagiruh untuk mencapai alam abadi. Kematian ibarat kudatunggangan. Saat ditunggangi, ia akan mengantarkan manusiakepada tujuan akhir. Demikianlah, kematian disambut tanpaketakutan atau menakutkan. Setiap kali Maryam membahas kematian, ia selalumengakhirinya dengan menerangkan kehidupan surgasehingga orang-orang fakir dan yang sedang sakit kerasdengan penuh semangat merindukan kematian. Merekajuga kembali tabah menghadapi kesulitan hidup. Ketegarandan ketabahan Maryam dalam menghadapi segala musibahdan kesulitan adalah bersandar dengan keimanannya padakehidupan setelah kebangkitan. Kehidupan surga bukanlahharapan materi melainkan kerinduan pada perjumpaandengan Tuhannya. Inilah kedudukan tertinggi dalam surgayang selalu diharapkan. Dalam masa-masa sulit di pengasingan dan musimpaceklik, Maryam selalu menuturkan kehidupan surga bagipara hamba yang bertakwa. bawahnya mengalir sungai yang jernih danmenyegarkan. Dihidangkan pula berbagai macam buah-buahkan dalam rindang bayangan pepohonan. Inilah imbalanbagi orang-orang yang menghindarkan diri dari berbuatkejelekan.” Saat mendengarkan cerita ini, nelayan saleh itu luap dalamlinangan air mata. Ia memanjatkan puji dan syukur ke hadiratAllah. Pintu-pintu surga seolah-olah terbuka satu per satuseiring dengan penuturan Maryam. Namun, apakah Maryam tidak membenci orang-orangyang berbuat kejahatan? Saat hati Maryam sakit oleh kejahatan dan keburukanorang-orang yang memusuhinya, ia selalu mengadukannyakepada Allah. “Duhai Allah, Tuhan bagi semua orang yang baik dan jugayang jahat!” “Sungguh, tidak ada pintu keluar bagiku selain denganmembuka pintumu.” Maryam selalu menceritakan kehidupan surga kepadaorang-orang yang hatinya sakit demi memberikan dukungankepadanya. Maryam juga mengedepankan harapan, bukankeputusasaan. Ia selalu mendahulukan kasih sayang daripadamenggambarkan ketakutan. Nabi Isa juga selalu mengedepankan pembahasan tentangkehidupan di surga. “Wahai sahabatku. Takut kepada Allah dan kecintaanpada surga Firdaus akan memberikan kesabaran atas kesulitanyang diderita dan menjauhkan diri dari kilau dunia,” demikiannasihat Nabi Isa yang selalu didakwahkan kepada parasahabatnya. Maryam membahas kehidupan surga, Merzanguspernah mendengar beberapa nama. “Pernah engkau bercerita tentang taman di surga danorang-orang mulia yang menghuninya. Berkenankah engkaumenyebutkannya lagi?” harap Merzangus kepada dari harapan ini tentu saja untuk mengantarkannelayan saleh itu mengembuskan napas terakhirnya dengantenang. Maryam pun mulai menjelaskan setiap tingkatan surgadan menerangkan bahwa martabat paling tinggi bagi seoranghamba adalah rida terhadap Allah. “Allah telah menciptakan kita di alam antara, yaitukehidupan di antara alam Mulk dan Malakut. Ini dilakukanagar manusia memahami kemuliaannya. Namun, jika manusiatidak memahami bahwa kemuliaan telah dianugerahkankepadanya dan kemuliaannya di antara semua makhluk harusdiwujudkan dalam syukur kepada Sang Penciptanya, hal initidak lain adalah kejahiliahan yang nyata.” Nabi Isa lalu mengarahkan pembicaraan pada kehidupansurga, yang dipenuhi kemuliaan dalam keindahan taman-taman surga. Semua itu hanya bisa dicapai dalam kerelaan. “Seolah semua penciptaan ini telah Allah letakkan dalamgenggamanmu sehingga engkau pun mampu menerangkannyadengan sedemikian indah,” kata Merzangus. Setelah diam sejenak, Maryam menoleh ke arah Merzangusseraya melanjutkan perkataannya. “Merzangus, sebenarnya diriku sangat penasaran denganpara wanita ahli surga yang kelak akan dipertemukankepadaku,” kata Maryam. adalah para wanita ahli surga? Engkau tidakpernah menyebutkan hal ini kepadaku sebelumnya, wahaiMaryam?” “Berarti Allah telah menakdirkan untuk diterangkandi sini. Engkau tahu Merzangus. Saat aku tinggal di mihrabsampai menjelang kelahiran putraku, pada masa-masa itulahmalaikat menyampaikan wahyu kepadaku untuk bersujudbersama orang-orang yang sujud. Aku pun segera menunaikanperintah itu dengan ikut mendirikan salat berjamaah diKubah Suci, di Masjid al-Aqsa. Namun, waktu itu tidak satupun wanita diizinkan memasuki daerah Kubah Suci. Begitudiriku terlihat ikut mendirikan salat di saf paling belakang,para rahib sangat marah dan menghujaniku dengan sampai tak sadarkan diri. Sesampai di mihrab, aku masihmenangis dalam kesakitan hingga tertidur. Dalam mimpi,malaikat mempertemukanku dengan tiga wanita ahli surga.” “Ya Allah! Jadi engkau pernah dipukuli oleh para rahibitu?” “Tidak penting hujan pukulan yang menimpaku. Bahkan,sudah sejak lama aku melupakan kejadian itu. Yang palingpenting, sekarang aku ingin bercerita kepadamu sebuahkejadian suci yang aku alami di dalam mimpi. Tiga wanita surga yang disebut namanya satu per satu oleh malaikat dengan penuh ucapan sanjungan adalah Asiyah putri Muzahim yang telah membesarkan Nabi Musa di dalam istana dengan penuh kasih-sayang....” Firaun telah tega menyiksanya?” “Setelah mengetahui bahwa Asiyah memeluk agama yangdiajarkan Nabi Musa, Firaun memerintahkan kedua kakidan tangan beliau yang mulia diikat dengan seekor kuda dicambuk agar saling tarik. TubuhAsiyah juga ditindih batu besar. Saat itu, wanita saleh tersebutberdoa, Duhai Allah! Limpahkanlah sebuah rumah di surgakelak. Lindungilah diriku dari Firaun dan diriku dari orang-orang zalim ini’ sampai napasterakhir pun terembus dalam senyuman penuh kebahagiaan.” “Surga adalah pelipur dan harapan bagi setiap hamba yangmendapati kezaliman.” “Benar. Dalam mimpi aku diperlihatkan dirinyamengenakan pakaian yang begitu indah seperti seorangpengantin. Aku melihat ke dalam pandangan matanya. Iatersenyum penuh sinar bagaikan kilauan mutiara. Ia samasekali seperti tidak merasakan sakit. Para malaikat puntidak henti-hentinya membacakan takbir saat dirinya lewat.Telah lewat Asiyah, seorang wanita ahli surga’. Begitulahseruan malaikat dengan suara lantang. Kemudian, malaikatmembawaku ke dalam kedudukan kedua yang juga penuhdengan pancaran cahaya terang.” “Siapakah yang engkau jumpai di sana, wahai Maryam?”tanya Merzangus. sana aku bertemu dengan Khadijah binti Khuwaylid. Dia adalah istri baginda Nabi di akhir zaman. Ia akan datang setelah Isa . Berita kedatangannya telah diserukan dalam kitab-kitab sebelumnya. Dia adalah Muhammad . Dan Khadijah Kubra adalah istri baginda nabi yang mulia ini.” Saat Maryam menuturkan kata-kata terakhir dari kisahini, nelayan saleh itu tiba-tiba terperanjat dan bangkit daritidurnya seraya berteriak, “Apa kata Anda, wahai Maryam?Adakah nabi setelah Isa ?” Mendengar pertanyaan ini, Nabi Isa pun berkatadengan kedua mata yang berkaca-kaca. “Sungguh, semoga salam dan keselamatan tercurah bagiSang Nabi akhir zaman itu . Jika dalam doamu engkaumeminta bertemu denganku, demikian pula dalam doaku. Akumemohon agar dapat dipertemukan dengan nabi akhir zamanitu sehingga diriku dapat bersaksi mengenai kenabiannya danmengabdi pada ajaran agamanya. Dia adalah Ahmad . Dansungguh, diriku beriman dan sangat mencintainya meskibelum mengenalnya.” Maryam kembali melanjutkan kisahnya. “Dialah Khadijah Kubra, istri Nabi yang ditunjukkansebagai salah satu ratu para wanita ahli surga yangdipertemukan denganku dalam mimpi.” “Semoga salam dan keselamatan dari Allah tercurahkepada baginda Nabi akhir zaman yang belum lahir dan jugauntuk para sahabat dan ahli baitnya!” sepanjang usiaku, belum pernah diri inimelihat wanita yang lebih cantik daripada Khadijah saat dirinya lewat, para malaikat terheran-heran hingga pingsan. Saat dirinya lewat, diriku yang Allahakan limpahkan Ruhul Kuddus ke dalam kandunganku jugaberada dalam barisan yang menunggunya. Aku mencintainya,merindukannya, sehingga tercium semerbak wangi ibukuyang diriku tidak pernah mengenalnya. Tebersit dalam dirikukeinginan untuk berteriak memanggilnya ibu’....” Semua orang yang ikut mendengarkan cerita Maryammenangis seketika. Jika saat itu mereka menoleh ke arah lautanyang terdapat di bawah gubuk nelayan saleh itu, niscaya merekaakan mendapati ribuan ikan yang sedang terpaku mendengarkankisah tersebut. Bukan hanya ikan, melainkan juga kerang,cumi-cumi, dan semua jenis makhluk di lautan. Mereka ikutlarut dalam tangisan. Jerit Maryam memanggil Khadijah Kubradengan panggilan ibu’ telah menggetarkan seluruh jiwa. Jikasaja jerit dan tangisan Maryam berlanjut untuk beberapa lama,niscaya seluruh ikan di lautan akan terguncang, mabuk dalamcinta, sehingga terdampar ke pinggir lautan. Maryam masih terus melanjutkan kisahnya tentang parawanita ahli surga kepada nelayan saleh yang sedang sekarat. “Kemudian, dalam mimpi itu aku mendengar suaralantang dari ketinggian. Suara itu adalah seruan seorangmalaikat. Wahai seluruh malaikat, lindungilah penglihatankalian karena akan terpancar cahaya berkat kedatangan putriMuhammad al-Mustafa, Fatimah az-Zahra.” Mendengar kisah itu, nelayan saleh itu ikut berteriakhisteria sehingga semua orang dengan susah payah membantumenenangkan dirinya. tempat menjadi begitu terang karena pancarancahaya Fatimah az-Zahra. Semua malaikat tertundukdalam sujud, bertasbih kepada Tuhannya. Diriku juga tidaksadarkan diri bermandikan cahaya. Tiba-tiba, aku seolah-olahmenemukan diriku dalam sebuah cermin. Seketika itu pulaterlihat seorang wanita yang wajahnya persis dengan muda itu tersenyum manis seraya mengulurkantangannya ke arahku. Sungguh, antara diriku dan dirinyaibarat dua pembiasan, dua wujud simetris. Ia juga bertatap muka denganku, wajahnya memerah. Akusendiri merasa gemetar menyambut uluran tangannya. Saat iamengangguk untuk memberi salam, tiba-tiba aku perhatikanada dua anak kecil yang menyelinap di balik jubahnya. Padaleher kedua anak itu tergantung tulisan baik’ dari emas. Keduatulisan itu ibarat gantungan dua anting surga. diriku masih juga belum tahu siapa kedua anakyang sangat manis lagi menyenangkan ini. Keduanya masihbermain petak umpet di balik jubah sang ibu. Sesekali merekamenampakkan diri dan sesekali bersembunyi. Tak lamakemudian datang para malaikat menggelar permadani daribunga untuk kami. Mereka juga menyuguhkan minuman yangsejuk lagi menyegarkan dalam gelas yang terbuat dari intandengan nampan emas murni. Saat aku bertanya tentang ini,malaikat menjawab bahwa yang ada dalam gelas itu adalah airputih yang sejuk lagi menyegarkan dari danau Salsabil dalamsurga yang khusus diberikan bagi para hamba yang muda bernama Fatimah az-Zahra adalah seorangmulia. Sosok yang telah mencapai tempat kebaikan yang memberi bukan karena berlebih, melainkan kasih sayang. Mereka rela menanggung lapar demidapat memberi makan kepada fakir, yatim, dan orang-orangpapa. Dalam melakukan kebaikan ini, mereka juga sama sekalitidak mengharapkan ucapan terima kasih. Hanya Allah yangmenjadi tujuannya. Dialah Fatimah az-Zahra. Sungguh mujursekali diriku dapat bertemu dengannya. Kemudian, datang seorang malaikat memberikan kainpembersih yang terbuat dari sutra. Apa ini?’ tanyaku kepadamalaikat yang membawanya. Inilah pembersih yang khususdihadiahkan kepada para ahli surga yang telah membersihkanjiwanya. Karena dari golongan yang telah menyucikan diri,kalian layak mengenakan pakaian ini. Sementara itu, keduaputra Fatimah tampak mengenakan stelan berwarna hijau danmerah api. Saat bermain kejar-kejaran, anak yang mengenakanbaju merah terjatuh. Aku pun segera mengulurkan tanganuntuk membantunya berdiri. Saat itulah terdengar suaralantang, Semoga Allah juga berkenan mengulurkan tanganuntuk menolong putramu’. Setelah itu, aku terbangun. Inilahperjalananku bertemu dengan para wanita ahli surga di dalammimpiku.” “Semoga salam dan keselamatan dari Allah tercurah untukFatimah dan kedua putranya,” kata Merzangus. “Amin...,” ucap semua orang yang berada dalam ruangan. “Amin...,” ucap semua jenis ikan yang menghuni lautan. “Amin...,” ucap semua malaikat yang bersaf-saf mengelilingigubuk itu. Pada saat itu, nelayan saleh memohon syafaat dari parawanita ahli surga. Napas terakhir pun terembus. Saat Nabi Isa menuruni laut untuk menyucikan jasadkakek saleh itu, ia menyaksikan ikan-ikan sudah berjajar Serombongan ikan lumba-lumba telahmenanti untuk membawa jasad nelayan saleh itu ke tengahlautan. Pada saat itulah semua orang baru mengetahui kalaukakek itu adalah dari keturunan Yunus . Beberapa saat kemudian terlihat seseorang menggerakkanperahu untuk menjemput kedatangan jasad sang serombongan ikan itu menyerahkan jasad sang kakekuntuk diangkat ke atas perahu, dalam sekejap lautan berubahseperti keadaan semula, seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa. Merzangus pun bertanya-tanya. “Siapa gerangan sosok yang menunggu kakek itu di tengah-tengah lautan? Mungkinkah ia seorang malaikat?” “Mungkin Nabi Khidir,” jawab Maryam. Maryam merasa malu dengan apa yang telah selalu merasa malu jika rahasianya terkuak. “Hari ini aku telah begitu banyak bicara. Entah apahikmahnya. Duhai Allah! Hamba mohon ampun ataskesalahan hamba yang terlalu banyak bicara,” ucap Maryamkemudian diam sampai esok hari. Untuk beberapa saat, Maryam duduk di samping laut. Iabertafakur dan berzikir kepada Allah. “Ya Kuddus, Ya Allah!” Merzangus lalu menggambar sebuah denah bujur sangkardi atas pasir dengan cangkang kerang. Pada sisi kanan atas denah berbentuk bujur sangkar itutertulis nama “Maryam” membaca tasbih Ya Rahiim, YaAllah!’ Pada sisi kiri atas denah tertulis nama “Asiyah” membacatasbih Ya Mukmin, Ya Allah’. sisi kanan bawah denah tertulis nama “Khadijah”membaca tasbih “Ya Shadik, Ya Allah’. Sementara itu, pada sisi kiri bawah tertulis nama “Fatimah”membaca tasbih Ya Nur, Ya Allah”. Demikianlah. Maryam adalah lambang kasih sayang, Asiyah lambang keyakinan-keamanan, Khadijah lambang kesetiaan, dan Fatimah lambang pancaran nur. Dalam gambar itu, nama Maryam dan Fatimah terdapatpada sisi yang sama. Seolah-olah mereka simetris, salingmelihat satu sama lain. Nama Maryam dan Fatimah jugamewujudkan dua sisi “timur-barat” sisi Kakbah. Dan tempatFatimah az-Zahra tepat di sisi Hajar Aswad. Sementara itu, Maryam dan Khadijah adalah dua ujung“utara-barat” yang menunjukkan Hijr Ismail. Saat itu Merzangus sedang membayangkan masa dirinya berada di tengah padang pasir bersama sang guru,Zahter. Ternyata, gambar denah yang baru saja dibuatnyamirip dengan gambar-gambar yang telah dibuat Zaher saatdirinya mengajak bermain melawan waktu. Merzanguskembali memandangi gambar yang baru saja dibuatnyadengan menambahkan masing-masing sisi dengan menaruhsatu cangkang kerang. Tak beberapa lama, ombak datangmenyapu semua nama wanita ahli surga itu bersama dengancangkang kerangnya. Merzangus merasakan kembali guyuran dari tengah lautan. Ternyata, air yang kembali telahmeninggalkan kerang mutiara sebagai ganti keempat namayang baru saja tersapu ombak. Merzangus heran dengan kejadian ini... Saat Merzangus ingin menunjukkan keempat kerangyang diantar ombak itu, ia melihat Maryam sedang khusyukberdoa. Merzangus pun malu. Ia kemudian melemparkankembali kerang-kerang itu ke tengah lautan. “Sungguh, engkau telah menunda-nunda waktuku denganmengajak bermain dengan batu yakut dan mutiara,” katanya. Merzangus pun menurunkan cadarnya seraya bangkitdengan bersandar pedangnya untuk kembali menuju kegubuk. -o0o- Dnau Jailah Hari berikutnya, Maryam, Isa , dan Merzangusmelanjutkan perjalanan dari Nasara menuju Jalilah. Merekajuga akan singgah ke suatu daerah bernama Gur untukberdakwah kepada para musair dan kaum Badui. Saat menuju ke sana, mereka harus menyeberangi danaumenggunakan perahu dengan tiga pasang pendayung. Begitusampai di pelabuhan, seorang tua terlihat berdesak-desakan ditengah kerumunan. “Saya mencari seorang mualim dari Nasara. Katanya, iaakan berkunjung ke daerah Gur pada hari-hari ini. Ramaidibicarakan bahwa dirinya tidak memiliki mata uang untukmembayar kendaraan yang akan ditumpanginya,” kata orangtua itu. “Saya dengar mualim itu selalu berbagi makanan denganpara fakir miskin. Ia menyalahkan para rahib di Baitul Maqdisyang meninggalkan umatnya demi memperkaya diri,” tambahorang tua itu. “Mualim tidak pernah bicara dengan nafsunya, wahaiKakek. Menurut yang saya ketahui, dia adalah utusan hanya menerangkan apa yang diperintahkan Tuhannya.” cukupkah syariat Musa bagi kita?” “Jika saja syariat Musa telah disimpangsiurkan, Allah akanmengutus seorang rasul untuk meluruskan kembali orang-orang yang tersesat dari jalan tauhid.” “Dari mana engkau tahu semua ini, wahai anak muda?” Mendapati pertanyaan itu, Nabi Isa diam sejenak serayatersenyum. Maryam yang sejak awal diam ikut memberikansalam dengan menganggukkan kepalanya seraya berkata,“Seorang mualim yang engkau maksud itu adalah Isa, saat ini berada di hadapanmu. Berita gembira akankelahirannya sebagai nabi sudah diberitahukan kepadakusejak sebelum kelahirannya. Dialah al-Masih yang mampubicara sejak dirinya lahir.” Orang tua itu langsung gemetar. “Wahai al-Masih putra Maryam. Aku memiliki saudarakembar di al-Quds bernama Ardesyur. Ia sudah tiga puluhdelapan tahun sakit kusta. Setiap Hari Raya Fisih, ia selaludatang ke kolam al-Hayat di halaman Baitul Maqdis untukmendapatkan berkah kesembuhan. Bahkan, ia rela membawaranjangnya untuk tidur di dekat kolam. Namun, sudah sekianpuluh tahun ia tidak dapat mendekati kolam tepat padawaktunya. Aku mendengar dirimu dapat menyembuhkanorang sakit. Aku mohon datanglah ke al-Quds untukmenyembuhkan saudaraku yang sudah sakit sepanjangusianya.” “Wahai sahabat tua! Pertolongan hanya datang dari sisiAllah. Isa al-Masih hanyalah seorang hamba dan penawar juga bukan datang darinya, melainkandari sisi Allah. Tolong jangan sampai tercampur aduk. Isaputra Maryam hanya dapat menunjukkan mukjizatnya dengan Allah. Dan mukjizat itu tidak lain untuk memperkuatkeimanan kita.” “Sungguh benar apa yang engkau katakan, wahai wanitamulia. Sekarang, mohon izinkan diri ini untuk ikut bersamadengan kalian ke Gur dan kemudian ke al-Quds.” “Baiklah,” kata Maryam. Orang tua itu pun akhirnya ikut ke naik ke dalam juga menempuh jarak yang jauh, tiba-tiba ombaksangat besar datang menerjang. Saat itu, Isa al-Masih sedangtertidur, dengan kepala terletak di pangkuan Maryam. Saatterbangun karena teriakan panik orang-orang yang berada diatas perahu, Isa menyaksikan gelombang yang semakinbesar dan cuaca gelap siap menerjang perahu. “Wahai mualim, tolong selamatkan kami. Akan hancurkami sebentar lagi!” teriak orang tua itu. Isa al-Masih mengangkat tangan seraya berdoa kepadaAllah “Wahai Allah! Tuhan langit dan bumi, pemilik angin danlautan, mohon rahmatilah hamba-hamba-Mu ini!” “Amin, amin, amin,” ucap Maryam berulang-ulang. Tak lama kemudian, air danau itu menjadi besar yang baru saja mengamuk kini telah hamparan danau berubah menjadi begitu tenangmenyejukkan. Semua orang pun dibuat heran. Penumpanglain yang berada di atas perahu, termasuk para pendayung,berbisik satu sama lain, “Siapa sebenarnya anak muda ini?Mengapa ombak dan angin taat kepadanya?” Begitu mendarat di kota Gur, yang diperbincangkanpara penumpang dan pendayung perahu telah tersebar kemana-mana. Bahkan, cerita tentang dirinya telah terlebih sampai ke semua telinga penduduk Badui. Lebih dariitu, masyarakat Gur telah berkumpul di alun-alun untukmenunggu kedatangan sang Mualim. Salah satu dari orang-orang yang ikut menunggu tidaklain mata-mata yang disebar para rahib Baitul Maqdis. Sesampai di tempat yang dituju, Nabi Isa akhirnya bicaradi depan umatnya. “Semoga salam tercurah untuk kalian wahai para musair!Apa yang ramai dibicarakan telah sampai juga ke ingin menyampaikan bahwa air di danau itu tidak taatkepadaku, melainkan taat kepada Zat yang kita juga taatkepada-Nya. Dialah Allah. Sepintar apa pun seorang, ia tidakakan mungkin bisa mengabdi kepada dua tuan. Jika salah satutuan berbelas kasih, yang lainnya akan membencimu. Jika satuorang memberi perintah kepadamu, sementara yang lainnyatidak menginginkannya, engkau pun tidak akan mungkinkeluar dari keruwetan yang para musair! Aku ingin menyampaikan kepadakalian bahwa tidak mungkin kalian mengabdi kepada Allah bersamaan dengan mengabdi kepada dunia. Dunia dipenuhi kebohongan, ketamakan, kepedihan,dan penderitaan. Tidak ada kenyamanan di dunia. Yang adahanya kezaliman dan kekalahan. Oleh karena itu, taatlahkepada Allah dan pandanglah dunia sebagai hal yang cara ini, engkau akan mendapatkan ketenangan kalian juga akan mendapatkan ketenteraman. Karena itu, Aku akan mengatakan hal yang benar kepadakalian. Diriku adalah seorang hamba yang setia sehingga akujuga mengajak kalian untuk berada dalam kesetiaan. Sungguh,betapa menggembirakan mereka yang menangis di duniaini karena mereka akan mencapai pada posisi betapa menggembirakan mereka para fakir miskinyang belum merasakan kesenangannya dunia. Mereka akanmerasakan kenikmatan abadi di akhirat yang telah dititahkanAllah. Mereka akan makan dan minum dari jamuan malaikat juga akan menjadi pelayan bagi mereka. Engkausekalian adalah para musair, sama halnya dengan orang-orangyang pergi menunaikan ibadah haji. Mungkinkah seorangmusair akan mengurusi hal-hal duniawi seperti sawah danladangnya, istana dan rumah megahnya serta bersenang-senang? Yakinlah, semua itu tidak! Mereka hanya akanmembawa bekal sebatas yang dibutuhkan dan ringan dibawaselama dalam perjalanan. Jadi, janganlah kalian membebanidiri dengan beban keinginan duniawi, dengan harta, pangkat,dan jabatan. Sungguh, kesadaran menghamba dan bertakwaadalah hal yang sangat berguna dan begitu berharga. Olehkarena itu, wahai para musair, beban yang hakiki untuk kitapikul selama di dunia yang fana ini tidak lain adalah berimandan beribadah kepada Allah.” Ungkapan yang disampaikan al-Masih ini berembusmenenangkan seluruh jiwa para musair serta kaum fakirmiskin. Sementara itu, para wanita berebut mendekati Maryamuntuk dapat mencium tangan dan memohon doa khotbah selesai, mereka bersimpuh di atas tanah dandengan berucap dengan seizin Allah’. Nabi Isa lalu berdoauntuk mereka. Isa lalu melanjutkan perjalanan dengan berjalan kakibersama orang tua yang ditemui di pelabuhan, sementaraMaryam dan Merzangus menaiki kuda yang mereka sewa. “Kakek, maukah engkau aku ceritakan kisah tentang parapenghuni surga yang dirantai namun membuat semua orangheran kepadanya?” tanya Maryam. “Apa?” kata orang tua itu. “Adakah penghuni surga yangdiikat rantai?” Maryam mulai bercerita dengan kata-katanya yanglembut. “Tuhan kita adalah Zat Yang Mahatahu. Dia adalah juga Zat Yang Mahalembut, Mahatahu segala hal yangtersembunyi. Dengan limpahan anugerah dan karunia-Nya,Dia mewajibkan kita untuk menyembah, beribadah, kepada-Nya. Ibadah adalah panjatan rasa syukur seorang hamba. Yangterjadi, manusia sering mempermudah meninggalkan ibadah,meski diwajibkan bagi mereka. Lalu, bagaimana jika tidakdiwajibkan? Apa jadinya jika umat manusia menangguhkanibadah hingga waktu tua? Allah seolah-olah telah mengikatdiri kita dengan ibadah. Dia sangat cinta kepada para hamba-Nya yang terikat dengan rantai ibadah ini. Semoga Allahberkenan menjadikan kita sebagai hamba yang terikat denganiman dan cinta akan ibadah. Sungguh, betapa indah tali rantaiitu!” Mereka berdua tersenyum dan serempak mengucapkan,“Amin.” -o0o- Di Pnggr Sbuah olm Perjalanan Maryam bersama Isa, Merzangus, dan darwistua bernama Berdesyur telah hampir memasuki al-Qudssetelah melalui kota Gur. Kendaraan mereka hanya seekorkeledai. Mereka akan tinggal selama satu pekan sampai tibaHari Raya Fisih dan Sabat. Sambil mengucapkan salam kepada warga, merekaberjalan menuju pinggir sebuah kolam bernama Ab-i Hayatyang terletak di depan pintu Baitul Maqdis yang menghadaparah alun-alun. Benar seperti yang dikatakan Berdesyur. Saat itu, orang-orang yang menderita sakit telah berduyun-duyun memadatipinggir kolam Ab-i Hayat disertai keluarga dan kebanyakan cacat, buta, kusta, mandul, dan sebagianlagi mengalami gangguan jiwa. Sudah berhari-hari merekaberkumpul mengitari pinggiran kolam. Mereka bahkan relamembawa tempat tidur dan tikar demi dapat menunggukedatangan Hari Raya Fisih, sebuah hari untuk mengenangperistiwa pelarian Bani Israil dari perbudakan di Mesir. keyakinan pada masa itu, malaikat akan turunke kolam pada pagi Hari Raya. Siapa saja yang paling awalmencebur ke dalam kolam, ia akan mendapatkan penawardari segala macam penyakit dan segala permintaannyadikabulkan. Bahkan, ada orang yang kemudian menuturkanbahwa malaikat itu adalah putra Allah’. Padahal, Allah sendiriEsa, tak berputra dan tidak pula diputrakan. Keadaan inilahyang telah membuat Nabi Isa menangis. Keadaan ini tidak lain timbul akibat kebodohan dankemiskinan sehingga manusia kerap berputus asa. Merekapun terjerumus ke dalam kesalahan. Selain itu, sikap pararahib sebagai pembimbing umat yang memandang merekadengan jijik dan merendahkan semakin memperparahkeadaan. Para rahib itu telah teperdaya. Mereka terus-menerus mengumpulkan harta benda dan ikut terjun ke dalampolitik Romawi. Mereka meninggalkan kewajiban berdakwahkepada umat dan malah sibuk dengan urusan dunia. Keadaanseperti inilah yang membuat umat sangat butuh seorangpenyelamat. Dalam kerumunan orang-orang yang terbaring dipinggir kolam, Berdesyur memerhatikan setiap wajah untukmenemukan saudara kembarnya yang bernama dia menemukan seseorang yang sudah lanjut kurus, tinggal kulit dan tulang. Dalam keadaanseperti ini, tidak mungkin dirinya ikut berdesak-desakan kekolam. Dengan penuh kemarahan dan perasaan pedih, orangtua itu mulai berkata-kata... “Sudah 38 tahun aku di sini menantikan kedatangannyasetiap pagi pada Hari Raya Fisih. Namun, diriku hidupsebatang kara sehingga tidak ada seorang pun yang menuntun sampai ke pinggir kolam. Sudah 38tahun lebih aku menunggu. Namun, aku tidak juga bisa kesana, meski sekadar mendekat ke pinggir kolam. Ah... tidakada seorang pun yang sudi membantuku dan diriku tidak pulamemiliki tenaga. Mungkin ini adalah hari terakhir bagiku, dankemudian mengembuskan napas terakhir bersama denganpenderitaanku ini di sini. Dan mungkin, pada saat kematianku,tidak akan ada seorang pun yang peduli dengan jasadku.” Maryam sangat sedih melihat keadaan orang tua itu. Iasegera memberikan secangkir air segar. Ia ulurkan pula separuhroti kering untuk sedikit memberikan tenaga. Ardesyurmemerhatikan hal itu dengan penuh perasaan utang budi. “Wahai saudaraku, kini harapanmu untuk mendapatkankesembuhan telah berada di sampingmu. Dia adalah hambaAllah dan juga Rasul-Nya, Isa al-Masih. Insyaallah dia akanberdoa untuk kesembuhanmu sehingga engkau tidak lagi butuhuntuk masuk ke dalam kolam itu. Dengan izin Allah, engkaupasti akan mendapatkan kesembuhan,” kata Berdesyur. Nabi Isa terlihat sangat sedih menyaksikan keadaan orang-orang yang tertimpa musibah sakit itu. Sudah tiga kali ia menangis di dekat kolam. -o0o- “Wahai umat manusia!” seru Nabi Isa. “Sesungguhnya aku ini hamba Allah. Dia memberikuAlkitab Injil dan menjadikan aku seorang nabi. Dia pula yangmenjadikanku seorang yang diberkati. Dia memerintahkankusalat dan zakat selama aku hidup serta berbakti kepadaibuku. Dia tidak menjadikanku seorang yang sombong lagicelaka. Kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku pada aku dilahirkan, pada hari aku wafat, dan pada hari akudibangkitkan. Itulah Isa putra Maryam, yang mengatakan perkataanyang benar, yang mereka ragukan kebenarannya. Tidak patutbagi Allah mempunyai anak, Mahasuci Dia. Apabila Dia telahmenetapkan sesuatu maka Dia hanya berkata kepadanya,Jadilah’! Maka jadilah sesuatu itu. Sesungguhnya Allah ituTuhanku dan Tuhanmu, maka sembahlah Dia. Ini adalah jalanyang lurus.” Kemudian, sambil menyebut dengan seizin Allah’ serayaberdoa, dengan izin Allah pula semua orang sembuhkan darisakitnya dalam seketika. “Sekarang, silakan Anda kembali ke rumah. Bawa ranjangdan tikarnya!” kata Nabi Isa. Itu adalah hari Sabat. Hari dilarang melakukan apa-apa. Mengumpulkan ranjang dan tikar untuk dibawa pulang kerumah melanggar adab di hari Sabat. Meski mereka merasatakut karena melanggar adat, kegembiraan telah sembuh darisakit yang selama ini mereka derita telah memberanikan dirimereka mengikuti anjuran al-Masih. Sementara itu, para rahib di Baitul Maqdis menganggapkejadian ini sebagai bentuk penentangan secara terang-terangan yang telah direncanakan sebelumnya. “Penentang ini telah sengaja melakukan semuanya demimenghina adat hari Sabat. Dia telah menghina adat kita. Secarasengaja dia menyembuhkan orang sakit dan menghidupkanorang mati di Hari Raya Sabat agar semua orang menaruhhormat kepadanya dan meninggalkan adat kita. Orang iniadalah ahli sihir, pembangkang yang akan menginjak-injak dan budaya kita. Jika dia masih melakukan hal yangseperti ini, budaya dan adat kita yang telah berlangsung selamaberabad-abad akan hilang ditelan bumi.” Sifat iri telah membuat Mosye menggigit jarinya karenatak kuasa menahan marah. Ia mengingkari hakikat yangbenar-benar telah nyata di depan mata. Sungguh, betapa menyedihkan keadaannya! -o0o- Orang-orang pun kembali ke rumah masing-masing… -o0o- Marym dn Buah Tn Merzangus baru saja kembali. Tugasnya sebagai bidantelah selesai. Tuan rumah yang dikunjunginya memberiimbalan sepiring penuh buah tin segar. Meski Merzangustelah menolak imbalan itu karena keadaan mereka yangmiskin, sang tuan rumah tetap memaksanya. “Mohon haturkan buah tin segar ini untuk Maryam. Kamiadalah keluarga yang sama sekali tidak memiliki Anda adalah orang terhormat rendah hati yang tidakakan mungkin menolak pemberian dengan setulus hati.” Dengan alasan inilah Merzangus menerima sepiringpenuh buah tin segar itu dengan senang hati. Buah tin segar itu berwarna hijau keunguan. Sebagiansudah begitu matang sampai pecah dan meleleh cairanmanisnya. Merzangus bertahmid kepada Allah yang telahmelimpahkan nikmat yang begitu segar, harum seperti misik,dan manis seperti madu. Maryam sangat menyukai buah tin, dan juga dua buah mulia yang telah dilimpahkan Allah sebagaianugerah kepada bangsa Palestina. sering berkata, “Manis madu buah tin ibaratperkataan seorang ahli hikmah. Jauh sebelum diriku menjadiseorang ibu, Allah juga telah menganugerahkan buah tinsehingga mihrab tempat diriku tumbuh besar bermandikanaroma wangi kesegaran madunya. Buah tin dan zaitunadalah kunci rahasia Palestina. Segala puji dan syukur hambapanjatkan kepada Allah, Tuhannya tin dan zaitun!” Berbinar-binar wajah Maryam saat melihat kedatanganMerzangus dengan sepiring penuh buah tin segar. Ia segerakumpulkan anak-anak yatim yang sedang menunggu di depanpintu. Gembira anak-anak yatim itu melahap buah tin Maryam semakin bahagia menyaksikan kegembiraananak-anak yatim itu. Ia belai rambut mereka. Maryam lalupergi menimba air dari sumur yang berada di dekat gubuknyaseraya mengajak anak-anak itu membasuh wajah itu, Maryam mengizinkan mereka untuk beberapalama bermain-main di sekitar sumur. Maryam sendiri duduk di bawah tenda yang tidak jauhdari tempat anak-anak yatim bermain. “Merzangus...!” panggil Maryam. “Tahukah kamu tentangkisah seorang penjual buah tin yang diceritakan Nabi Isa?” “Sebentar, biar saya panggil anak-anak kemari agar ikutmendengarkan cerita itu.” “Baiklah kalau begitu. Sekalian kita duduk-dudukmenunggu datang waktu salat.” Anak-anak yatim sudah berkumpul, duduk mengelilingiMaryam dengan suasana penuh kegembiraan. “Anak-anak!” kata Maryam mengawali cerita. “Pada suatu masa ada sebuah pasar yang teramat anehdibanding pasar-pasar pada umumnya. Ada seorang petani baik yang telah memetik buah tin yang segar darikebunnya untuk kemudian dijual di pasar itu. Namun, orang-orang yang datang untuk berbelanja di pasar itu sama sekalitidak melirik buah-buah tin yang segar dan baik itu. Merekajustru membeli buah tin mentah yang dipetik dengan melihat antusias para pembeli yang seperti itu, parapedagang jahat tidak ketinggalan untuk semakin berbuatjahat agar dapat menjadi kaya dengan cepat. Mereka memetiksemua buah tin yang masih mentah sebanyak-banyaknyauntuk segera dijual ke pasar. Dan ternyata, para pedagangitu mampu menjual buah tin dagangannya sesuai denganharapan. Para pembeli bahkan beramai-ramai memborongbuah tin itu dengan koin emas. Sementara itu, dagangan buahtin segar lagi baik milik seorang petani berhati baik samasekali tidak diminati. Sampai kemudian, semua orang ramai-ramai menderita sakit perut. Lagi, ada seorang tukang cuci yang mencuci pakaian milikpara pelanggannya dengan menggunakan air bersih dari sumurdi rumahnya. Pakaian para pelanggannya pun bersih orang ini justru tidak pernah mencuci pakaiannyasendiri. Tubuhnya bahkan dipenuhi kutu dan gatal karenapakaian yang dikenakannya begitu kotor.” Anak-anak yatim yang tadinya mendengarkan ceritadengan saksama kini tertawa sepuas-puasnya. “Sekarang wahai anak-anakku! Kalian pantas tertawamenyaksikan keadaan para orang tua yang seperti ini. Sungguhsayang, orang-orang yang sudah tua pun keadaannya dipenuhiironi. Ketahuilah, penjual buah tin itu adalah gambaranorang-orang dengan amal perbuatan mereka pedagang yang taat beribadah kepada Allah akan buah tin yang segar lagi baik, sementara para setanakan menipu manusia dengan berselimut di balik pun memilih berbuat dosa yang terasa manisterbungkus kebohongan. Padahal, dosa itu sesungguhnyaseperti buah tin yang pahit lagi menyakitkan. Sayang, manusiakebanyakan masih juga berpaling seraya memburu bujukansetan.” “Baiklah,” kata seoarang anak yatim yang pintar. “Kalauseorang yang tidak mencuci pakaiannya itu menggambarkanapa wahai Ibunda Maryam? Ataukah dia adalah gambaranseorang Mosye yang mengumpulkan dan menyiksa kamikarena telah mengemis di pasar?” Anak-anak yatim yang lain menyambut pertanyaan itudengan penuh tawa. “Ya benar. Tentu saja ia adalah seorang Mosye.” “Anak-anakku! Keadaan itu menggambarkan seorangyang berdakwah kepada orang lain namun dirinya sendirimengingkari apa yang dikatakannya. Orang-orang yangmengikuti apa yang dikatakannya benar-benar telah mendapatihakikat dan kebenaran sehingga menjadi bersih. Sayang, orangitu tidak mengikuti perkataannya sendiri, seorang munaikbermuka dua. Meski kata-katanya dapat membersihkan yanglain, ia tidak berarti sama sekali bagi dirinya sendiri.” Merzangus kemudian berseru... “Mari anak-anakku sekalian, sekarang sudah tiba waktusalat!” Hari bahkan sudah petang. Cahaya matahari telahberwarna jingga di seberang ufuk sana... -o0o- Sejti Sng Putra Allah mengutus Nabi Isa dan mendukungnya dengandalil-dalil serta mukjizat yang luar biasa. Ini terjadi karenakaumnya sangat keras kepala dan sombong. Bahkan, parapemimpin agama mereka ikut dalam barisan perusak danpembuat kejahatan. Hidayah dan nur yang telah dianugerahkanhilang lantaran kesombongan dan perbuatan zalim yangmereka lakukan. Allah juga menjadikan Maryam sebagai pendamping danpendukung putranya, yang juga sekaligus nabinya. Hidupnyayang pendek penuh dengan kesulitan-kesulitan yang wanita yang dipandang sebagai al-azizah atau wanitamulia dan terhormat yang telah menghadapi semua ujiandengan penuh kesabaran sepanjang hidupnya. Maryam adalah mukjizat agung yang telah dianugerahkanoleh Allah kepada Nabi Isa yang bersinar begitu adalah tamsil dari cahaya Ilahi. Lembut dan terang yangsenantiasa menjadi penopang, dinding tempat bersandar,serta selimut kehidupan bagi Isa dalam menunaikandakwahnya. umat Nabi Isa adalah orang-orang yang sangatsombong. Begitu banyak mukjizat yang dimiliki Nabi Isa dantidak pernah diberikan kepada nabi-nabi yang lain tak mampumeyakinkan dan meluruskan hati mereka. Pikiran dan hati para penduduk al-Quds tertutup rapatoleh dinding-dinding keingkaran yang begitu tebal sehinggamukjizat agung yang tampak di depan mata tidak diterimasebagai dalil oleh mereka, terutama soal kelahirannya yangtanpa seorang ayah. Padahal, mereka telah beriman kepadaNabi Adam dan Hawa yang tercipta tanpa seorang ayahdan ibu. Saat ini terjadi pada diri Nabi Isa, mereka justrumenyemburkan api itnah yang luar biasa. Salah satu hal yang membuat Allah murka kepada merekaadalah itnah kepada Maryam dengan tuduhan yang samasekali tidak terpuji. Kesalahan besar lainnya adalah membunuhNabi Zakaria dan Nabi Yahya. Padahal, keduanya adalahhamba dan utusan Allah yang diutus dari kalangan merekasendiri; kerabat dan keluarga mereka yang berbicara dalambahasa yang sama. Mereka dengan tega membunuhnya. Sungguh, hati mereka telah tertutup dengan tiraikeingkaran. Mukjizat Nabi Isa yang mampu mengubah burung darisegumpal tanah dan kemudian terbang tidak juga membuathati mereka luluh. Sebaliknya, mereka ingkar dan berkilahdengan berbagai sanggahan. “Aku telah datang kepada kamu dengan sebuah tandamukjizat dari Tuhanmu...” Kekuatan untuk menghidupkan dengan tiupan telahAllah turunkan kepada Nabi Isa dengan perantaraanMalaikat Jibril. Malaikat Jibril juga telah meniupkan kekuatan kepada Maryam sehingga dia menjadi seorangibu yang mengandung Kalamullah, memikul tugas menjagaKalamullah. Demikianlah takdir seorang Maryam. Ia mengandung,memikul, merawat, dan mencurahkan kasih sayangnya... Dia adalah pengemban amanah. Sungguh, apa yang diterima Maryam dan Isa dari BaniIsrail adalah hal yang sama sekali tidak bisa diterima dan putranya sangat bertakwa menunaikan syariatMusa, berbicara dengan bahasa yang sama, dan berasal daribangsa mereka sendiri. Apalagi, Bani Israil bukanlah bangsayang belum pernah mengenal Tuhan. Kitab yang menjadipanduan dan dibaca sehari-hari telah memberitakan soalkedatangannya. Sayang, semua ini mereka tolak terang-terangan. Mereka memang telah menutup rapat-rapat hatidan jiwa dari menerima hakikat kebenaran. “Aku diutus untuk membenarkan kitab Taurat yang telahditurunkan sebelumku dan untuk menghalalkan beberapa halyang sebelumnya diharamkan untuk kalian. Aku membawamukjizat. Karena itu, takutlah kepada Allah dan taatlahkepadaku,” kata Isa dalam setiap menyampaikan dakwah. Bani Israil telah diharamkan memakan beberapa makanankarena perbuatan mereka yang sudah keterlaluan. Merekadilarang memakan hewan berkuku dan juga lemak dalamhewan ternak, seperti kambing dan sapi. “Semua ini adalah hukuman bagi mereka atas kezalimanyang telah diperbuatnya.” Iri dan dengkilah yang telah melandasi keingkaranmereka... harus Zakaria dan bukan aku?” begitulahpernyataan yang diungkapkan di antara para rahib. Pertanyaan-pertanyaan bernada iri dan kesombonganselalu berembus dari mulut dan hati mereka. “Mengapa Maryam dapat melihat malaikat sementara akutidak?” “Mengapa Isa yang mampu menghidupkan orang yangsudah mati, dan bukan aku?” Berpegang teguh pada adat yang mereka jadikan sebagaiagama adalah hal yang sejalan dengan keinginan hati itu akan semakin memberi kekuatan kepada para rahibuntuk mendapatkan harta dan juga otoritas politik. Merekamenyatakan diri sebagai pembimbing umat meski sebenarnyasebagai perusak. Ketika Isa berseru, “Allah adalah sesembahanku dan jugasesembahan kalian. Oleh karena itu, menghambalah kepada-Nya karena inilah jalan yang benar bagi kalian!”, mereka punmenentang seraya melakukan penyerangan. Suatu waktu, Nabi Isa dan Maryam menyadari sebuahrencana pembunuhan atas diri mereka. “Maka ketika Isa merasakan keingkaran mereka BaniIsrail, dia berkata Siapa yang akan membantuku menegakkanagama Allah?’ Para hawariun menjawab, Kamilah penolongagama Allah. Kami beriman kepada Allah, dan saksikanlah,bahwa kami adalah orang-orang muslim.” Maryam sangat mengasihi para hawariun. Sampai-sampai,pakaian yang mereka kenakan adalah hasil pintalan Maryamatau kaum wanita yang setia jadi pembantunya. Maryam jugamemanggil mereka dengan sebutan “anakku”. hawari yang Alquran telah bersaksi untuk merekaadalah Dua nelayan bersaudara bernama Petrus dan Andreas... Seorang ahli pajak bernama Matta... Kedua putra Zebedi bernama Yuhanna dan Yakub... Taddeus... Yahuda Toma.... Bartholomeus... Philiphus.. Yakub putra Alfeus... Gayyur Simun... Yahuda Iskariot pembangkang Para hawari ini telah berkata, “Kami beriman kepada apayang telah diturunkan Tuhan, kini catatlah kami ke dalamorang-orang yang bersaksi!” Mereka selalu menyertai Nabi Isa ke mana pun setiap perkataannya yang penuh dengan ajaranhikmah. Setelah kepergian Nabi Isa, mereka menyebar keseluruh penjuru dunia untuk mendakwahkan karena kezaliman dan tekanan yang selalu dilancarkanpara penguasa zalim, sebagian dari mereka telah wafatdengan syahid, sementara sebagian lagi dimasukkan ke dalampenjara. Semoga Allah menjadi pembela perjalanan yang ditempuhmereka... -o0o- Sepanjang hidup, Nabi Isa telah menjauhkan diri daripolitik. Isa yang tidak pernah tunduk kecuali kepada Allahjuga mau tidak mau dianggap sebagai pemeran politik atausosok yang dituduh para penguasa telah menggerakkanpenentangan. Karena itu, setiap penguasa merasa ajarantauhid yang didakwahkan Nabi Isa dianggap ancaman bagikekuasaannya. Penghormatan dan kecintaan penduduk kepada ibu danputranya itu kian hari dirasa makin mengguncang posisi politikpara penguasa. Padahal, apa yang diperjuangkan keduanyabukan pangkat dan dunia sebagaimana yang diperjuangkanpara penguasa itu. Ya, saat itu tata kehidupan Bani Israil dalam kondisi kacau kemelut. Ini disebabkan agama yang telah dijadikan alat untuk mendapatkan harta dan pangkat dunia. Saat para pemuka agama membicarakan agama, yangmereka katakan sama sekali kering dari ajaran dan hakikatsuci. Yang ada, agama yang telah diperbudak untuk agama akhirnya menimbulkan berbagai kezaliman,kerusakan moral. Singkatnya, segala segi kehidupan telahhancur dibuatnya. Tak heran jika dikatakan bahwa Ruh telah meninggalkanal-Quds’ sebelum Isa lahir dari rahim Maryam. Itulah salahsatu hikmah dari sebutan Ruhullah’ kepada Nabi Isa, yaitupenawar dahaga akan ruh bagi kota al-Quds yang kehidupannyatelah begitu materialistis dan dipenuhi hasrat duniawi. demikian, para penguasa selalu berlaku zalimterhadap Maryam. Maryam tidak pernah mengunjungi raja,tidak pula mendatangi istananya. Namun, setiap raja selalumembuntutinya. Terhadap aksi seperti itu, Maryam dan Isa telah berkatakepada umatnya, “Sebagaimana hikmah telah diserahkan olehmereka kepada kalian, serahkan pula dunia kepada mereka.” Sayang, kata-kata itu telah dimaknai dengan Hak Tuhanadalah untuk Tuhan, sementara hak Kaisar untuk Kaisar’.Ini membuat politik kezaliman dilancarkan dalam masaberkepanjangan. Padahal, sebagaimana pada kisah-kisah yangtelah kita coba ceritakan sebelumnya, Sang Ibu dan Putranyatidak pernah mengajarkan kezaliman. Kesabaran, ketabahan,dan kasih sayang justru dihadiahi perlakuan keji dari parapenguasa. -o0o- Marym dn Seeor Kijng Maryam sangat cinta pada bunga-bungaan, pada buahzaitun dan tin, pada keledai tunggangan milik Yusuf sangtukang kayu, pada pohon-pohon kurma, pada kupu-kupu,pada burung-burung, pada cicak, pada ikan.... Maryam sangat cinta dengan segala ciptaan Allah. Suatu hari, saat Isa sedang tidur di rumah, tiba-tiba datangseekor kijang mendekati rumah Maryam. Maryam tidak inginmembuat putranya terbangun dan tidak ingin pula kijang itulari menghindar. Ia hanya diam berdiri memandangi kijang itudari jendela. Seketika itu pula Maryam merasa mengenal kijang yang pernah menemani hari-harinya di Betlehemyang penuh kepedihan saat sang putra dilahirkan. Saat itu,kedatangan kijang yang juga sedang menyusui bayinya telahmenjadi hiburan dan teman bagi Maryam yang sedangmengasingkan diri selama empat puluh hari setelah ibu yang juga saling menyusui dan memandangi satusama lain. Kijang itu ternyata tidak takut dengan ajak anaknya mendekati Maryam dan Isa yang masih kijang itu meminum air dari tangan Maryam. kijang yang datang ini... Atau mungkin anak kijang itu yang kini telah menjadibesar? Dengan penuh tanya, Maryam terus memandangi kijangyang datang mendekati rumahnya itu. Ternyata, kijang itu menangis dan meneteskan air mata. Penuh kedua mata kijang dengan linangan air mata. Mengapa ia menangis? “Ya, Allah!” kata Maryam. “Jangan sampai terjadi sesuatu dengan anaknya!” Kemudian Maryam memerhatikan wajah anaknya yangsedang tertidur. Lelap tidurnya karena begitu lelah berjalandan bahkan berlari ke mana-mana untuk menunaikan tugasdakwah dari Allah sebagai nabi. Seorang yang hatinya setiapkali terasa remuk akibat kebengisan sebagian besar umatmanusia. Seorang nabi yang sama sekali tidak memiliki hartadunia apa-apa selain sehelai baju yang dikenakannya. Denganpenuh perhatian, Maryam terus memandangi wajah putranya. Jika saja Allah tidak berkenan mengaruniai kesabaran untuk berdakwah di jalan-Nya, baik Maryam maupun putranya tidak akan tahan dengan berat ujian kehidupan. Maryam terus memandang wajah putranya hinggameneteskan air mata dan mulai membasahi kaki putranya. Bagaikan mutiara tetes air mata Maryam terjatuh darikedua matanya. ditimba dari kedalaman sumur tempat Nabi Yusufdilemparkan. Laksana kobaran api cinta yang berubah menjadi tetesair mata untuk menyirami unggun api tempat Nabi Ibrahimdibakar. Isa al-Masih pun terbangun akibat tetesan air mata yangmembasahi kakinya. Ia segera bangkit sambil berucap salamhormat kepada ibunya. Isa melihat seekor kijang yang berjalan mendekatirumahnya. Telah diriwayatkan bahwa Nabi Sulaiman memahamibahasa burung-burung. Demikian pula dengan Nabi yang begitu bersih telah memberikan pemahamandengan cepat bahwa kijang itu sedang menangis untukanaknya, sebagaimana ibu yang sedang menangis karenanya. Maryam bersama putranya, semoga rahmat Allah tercurahbagi keduanya, segera mengikuti sang kijang. Ternyata, anak kijang yang masih kecil itu telah matitergeletak di dalam dinding sebuah gua karena dilukai parapemburu. Bukankah seekor kijang juga yang telah memberimakan kepada Nabi Ibrahim saat ia ditinggalkan di dindingsebuah gua? Maryam kembali memandangi wajah putranya denganlinangan air mata kasih sayang seorang ibu. Dalam catatan kitab-kitab terdahulu diriwayatkan bahwaIsa al-Masih dapat menghidupkan kembali anak kijang yangtelah mati itu dengan izin Allah. Demikianlah, orang-orang yang berlari menghindar dariraja dan orang-orang kaya akan mencatat kenangan merekatentang seekor kijang yang merana... -o0o- Marym dn Kam isin “Kita adalah makhluk teramat lemah, wahai saudara-saudaraku,” kata Maryam terhadap kaum perempuan yangmendatangi rumahnya. Padahal, kebanyakan orang yangbersandar di pintu rumahnya adalah dari kalangan fakir,yatim, atau kaum papa lainnya. Oleh karena itu, kelemahankodrat manusia tidak diperlukan sebagai pengecualian. Sebab,mereka memang kaum papa dan dipandang lemah oleh orang-orang kaya dan pengusaha. “Di mana pun kalian berada, takutlah senantiasa kepadaAllah. Setiap apa yang kalian makan, meski sesuap, harus darirezeki yang halal. Jadikanlah masjid-masjid sebagai orang yang mendukung rakyat yang lemah dan bukanorang yang memiliki kekuasaan di dunia. Ajaklah nafsumuuntuk menangis, hatimu untuk berzikir, dan badanmuuntuk terbiasa bersabar. Janganlah engkau menjadi orangyang merisaukan rezekimu di hari esok,” demikian tambahMaryam. Sayang, bukan hari esok, untuk sekarang pun mereka tidakmemiliki apa-apa dalam genggamannya. Dalam pandanganorang-orang yang butuh sesuap nasi ini, “hari esok” adalah yang amat panjang. Mereka sangat berharap dapatselamat melewatkan detik-demi detik yang sedang dialami. Lalu, mengapa Maryam masih juga berpesan tentangkesabaran? Dengan penuh kasih sayang, Maryam pun menerangkankepada kaum perempuan. “Suatu hari, seorang yang teramat fakir hidup di kotaal-Quds. Saking papanya, ia bahkan tidak memiliki rumahagar dapat berbaring saat tidur. Ia pun akhirnya tidak pernahmeninggalkan masjid. Kehidupan sehari-harinya dicukupidari pemberian sedekah para jamaah. Pada suatu hari, ketikaorang ini mengambilkan tongkat Nabi Uzair yang terjatuh,ia mendapatkan doa mustajab dari sang nabi. “SemogaAllah berkenan memberi sesuai dengan apa yang ada dalamhatimu.” Orang fakir itu pun berkata, “Dalam hatiku terdapatkeinginan untuk memiliki dua ekor kambing yangmenghasilkan susu yang banyak, wahai Nabi!” Sang nabi lalu memandangi wajah orang itu seolah-olahbertanya apakah tidak ada hal lain yang engkau minta?’ Meski tidak seberapa, para malaikat berkata, “Sayangsekali. Pedih rasanya mendengar permintaan itu.” Nabi Uzair pun heran. “Apa yang membuat berat permintaan itu?” pikir NabiUzair. “Dua ekor kambing bukan kekayaan yang dilarang danjuga perlu dirisaukan, bahkan ini adalah sebuah kebutuhan?” Sementera itu, dalam waktu yang cukup singkat, keduaekor kambing itu telah beranak pinak menjadi empat, delapan,tiga puluh, empat puluh, sampai-sampai dalam beberapa lamajumlahnya telah menjadi seribu ekor. Saking sibuk mengurusiternak, tidak ada waktu lagi untuk pergi ke masjid. Bahkan, keluar dari kota al-Quds untuk menetap di dulu biasa menunaikan salat secara berjamaah, kinihanya bisa seminggu sekali. Beberapa lama kemudian, iabahkan sama sekali tidak bisa berangkat ke masjid. Pekerjaandan kekayaannya telah membuatnya terlena. Beberapa lama kemudian, Nabi Uzair bertanya tentangkeadaan orang tersebut. Setelah mendapatkan jawaban, NabiUzair baru menyadari mengapa waktu itu para malaikatmenyayangkan permintaan tersebut. “Jika saja ia tetap tinggal di masjid dengan kehidupan yangsangat sederhana dari sedekah jemaah namun imannya tetapteguh....” Maryam melanjutkan perkataannya di hadapan para ibuyang telah berkumpul di rumahnya. “Wahai saudaraku! Dari cerita ini, kita paham bahwasetiap permintaan akan materi, yang sepintas hanya sebuahpermintaan yang wajar, sejatinya adalah sebuah perangkapdunia. Jika kekayaan akan memalingkan kita dari Allah,keadaan lapar tentu lebih baik daripadanya. Namun, kita jugamemohon perlindungan Allah dari kelaparan dan kefakiranyang justru malah memalingkan kita dari Allah.” Setelah selesai cerita Merzangus pun segera membagi-bagikan kue yang ada di keranjang kepada para tamu. Setiap kali Maryam menyinggung masalah kekayaan dankefakiran, ia selalu berpesan, “Awas, hati-hati! Jangan sampaikita berdiri dengan kedatangan seseorang karena sampai berbuat demikian, iman kita bisa hilang. Jikaada orang yang berhak untuk kalian hormati dengan berdiri,mereka adalah ayah dan ibu. Dan juga terhadap haiz danpembaca Taurat yang fasih, hormatilah kedatangan merekadengan berdiri.” juga berada di depan ibu dan para haiznya. Segeraia berdiri seraya memberi tempat kepada mereka. -o0o- Maryam dan Nabi Isa terikat pada syariat Musa . Meskidemikian, mereka justru mendapatkan perlakuan jahat daribangsanya. Para alim Bani Israil tidak juga mau menerimanyasebagai utusan dari Allah. Selain itu, kedudukan para rahib sebagai pemuka agama,yang secara politik dan ekonomi merupakan kedudukanmapan dalam kasta atas, membuat mereka kebal hukumdan memiliki status ekonomi tinggi. Mereka bisa membuatperaturan yang menguntungkan sekehendak hati. Bebas daripungutan pajak. Bebas membuat kebijakan demi kepentinganpolitik mereka. Menurut Maryam, mereka “telah beraktivitas dalamkeburukan”. Mereka menjual agama demi mendapatkan duniayang fana. Isa dan Maryam, setiap kali ada kesempatan, selalumenyampaikan apa yang telah dilakukan Bani Israil. “Kata-kata Anda sekalian adalah obat yang menyembuhkanpenyakit, namun perbuatan Anda sekalian adalah derita yangtidak bisa diobati.” Dan sungguh, tidak ada hal yang jauh lebih berbahayadaripada alim agama yang tidak sama antara perkataan danamal perbuatannya. Maryam sering mengatakan demikian tentang paraalim agama yang berbeda antara ucapan dan perbuatannya. adalah orang-orang yang kata-katanya adalahmakanan, sementara amal perbuatannya racun!” Sepanjang hidup, Maryam selalu belajar dan mengajar. Dialah guru sejati, yang baik dan kuat perkataannya. Guru yang memberikan kesan tak terhapuskan. Baginda Rasulullah Muhammad sering bersabda saatputri beliau, Fatimah az-Zahra, bertutur kata baik lagi penuhhikmah. “Dalam bertutur kata penuh hikmah, engkau mirip sekalidengan wanita surga Maryam putri Imran, wahai putriku.” Suatu saat, asap dapur keluarga Rasulullah tidak mengepulselama beberapa hari. Fatimah lalu datang kepada Rasulullah dengan berlari membawa sepiring makanan yang mungkinia dapatkan dari hadiah tetangga. Senang sekali anggotakeluarga dengan kedatangan Fatimah. Saat itu Rasulullah bertanya kepadanya tentang asal makanan itu. Fatimah pundengan tersenyum manis menjawab, “Dari Allah, wahaiRasulullah. Dari Allah yang tiada terhitung limpahan rezeki-Nya.” Mendapat jawaban yang baik ini, Rasulullah menyanjungputrinya dengan bersabda bahwa dirinya mirip sekali denganMaryam. Rasulullah kemudian mencium keningnya. Fatimah dan Maryam sangat simetris, bayangan satu samalain dalam hal sikap dan sifat. 441
Pgdx1436850980pdf kumpulan doa sehari hari diterbitkan oleh. Simak ulasan tentang √ doa untuk orang tua yang masih hidup, √ yang sudah meninggal, √ yang sedang sakit bacaan arab, latin dan artinya. Bahkan di dalam al quran disebutkan, jika kita. Doa katolik untuk orang sakit ini bertujuan untuk membawa kedamaian dan. Download Image Kasih sayang adalah kedudukan yang jauh lebih tinggi dibanding cinta. Ia bahkan telah menjadi mahkota dan dipakaikan oleh malaikat kepada Maryam… Lalu, tertutuplah Maryam oleh tirai... Hingga tak seorang pun melihat wajahnya, tak seorang pula mendengar suaranya. Tak pernah ia bertutur kata… Selalu berdiam sebagai titahnya. Rahasia kasih yang hakiki adalah bersandar pada kemampuannya untuk diam. Jiwa seorang kesatria adalah menggenggam cinta untuk tidak melepaskannya. Namun, berlepas darinya tanpa pernah merasa memiliki hak atasnya adalah perbuatan yang membutuhkan jiwa kesatrianya kesatria… Dan Maryam, bahkan sebelum kelahirannya, telah dilepas, dikurbankan kepada Allah... Maryam semakin menutup diri, terlebih setelah kelahiran putranya... Demikianlah dunia baginya. Tak lebih dari setarik napas atau sehelai bulu yang terhempas... Segala yang ia cintai telah diberikan kembali kepada Allah. SfZm.